PEWARISAN TRANSPLANT ORGAN TUBUH DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

PEWARISAN TRANSPLANT ORGAN TUBUH
DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM


PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah

Dalam QS. al-Nisa’ (4): 7-14 dan berbagai Hadis telah disyariatkan tentang

hukum waris Islam. Hukum waris Islam mengatur peralihan harta dari seseorang

yang telah meninggal dunia kepada ahli warisnya. Pengaturan tersebut adalah

pengaturan tentang siapa yang berhak menerimanya, berapa jumlahnya dan

bagaimana cara mendapatkannya. Hukum waris memiliki tujuan untuk mencegah

kerusakan dan mendatangkan kemaslahatan dalam kehidupan manusia.

Seiring dengan perkembangan zaman, penemuan-penemuan revolusioner di

berbagai bidang kehidupan mewarnai sejarah perjalan masa. Salah satunya adalah

penemuan transplantasi yang membawa perubahan besar di bidang kesehatan.

Transplantasi adalah rangkaian tindakan medis untuk memindahkan organ dan atau

jaringan tubuh yang berasal dari tubuh orang lain atau tubuhnya sendiri dalam

rangka pengobatan untuk menggantikan organ dan atau jaringan tubuh yang tidak berfungsi dengan baik. Transplantasi organ tubuh manusia sudah menjadi hal

biasa dalam kehidupan masyarakat dan dilakukan dengan berbagai macam alasan.

Apabila dilihat dari segi posisi resipien, transplantasi dilakukan karena tiga hal,

yaitu untuk penyembuhan; menyelamatkan jiwanya, untuk menyempurnakan

bagian tubuh seseorang dan untuk mengindahkan tubuh seseorang. Sedangkan dari

sisi pendonor, dilakukan karena himpitan ekonomi, karena kemanusiaan dan

lainnya.

Ginjal, dahulu merupakan organ yang tidak berguna, maksudnya ketika dia

lepas atau dilepas dari tubuh seseorang atau ketika seseorang meninggal maka tidak

bisa digunakan. Tetapi setelah ditemukanya transplantasi ginjal pada tahun 1954,

ginjal berubah menjadi benda yang berharga. Ginjal dapat digunakan untuk

mengobati seseorang yang mengalami gagal ginjal. Demikian juga dengan organ

yang lain, seperti jantung, ketika organ jantung gagal berfungsi; memompa dan

mengalirkan darah ke seluruh tubuh, maka dapat mengakibatkan kematian pada

seseorang, dan gagal jantung merupakan salah satu masalah utama manusia saat

ini. Angka kematiannya mencapai empat kali lipat dibandingkan dengan kematian

akibat HIV/AIDS.

Di sisi lain, ketika seseorang meninggal dunia, maka ia meninggalkan

tirkah. Tirkah ialah segala harta yang ditinggalkan setelah tajhiz dan pelunasan

hutang-hutang si mayit serta setelah penunaian wasiat. Adapun harta itu secara

umum adalah berupa uang, tanah, mobil, rumah dan sebagainya.
Selain meninggalkan harta benda yang umum dimiliki, berupa uang dan

seterusnya itu, orang yang meninggal dunia juga meninggalkan wasiat, hutang dan

tubuhnya sendiri.

Tubuh, tepatnya organ tubuh yang dilepaskan atau yang ditinggalkan si

mayit, itulah yang dibahas dalam pembahasan ini. Dari pembahasan ini muncul

pertanyaan, apakah organ tubuh dapat dikategorikan sebagai tirkah dan dari sudut

pandang mana kita harus melihatnya, dan dari pertanyaan-pertanyaan ini, tidak ada

nash-nash yang menyebut secara jelas yang menyatakan bahwa organ tubuh itu

masuk dalam kategori harta yang dapat diwariskan atau sebaliknya.

Pembahasan ini akan dilihat dari perspektif hukum Islam. Hukum Islam

ialah hukum yang berdasarkan Quran dan atau Hadis baik secara langsung maupun

tidak. Hukum Islam mencakup wilayah yang luas diantaranya: ibadah, muamalah,

al ahwal al syakhsiyyah. Oleh karena itu pembahasan ini dibatasi dengan hanya

akan membahas dari aspek al ahwal al syakhsiyyah saja, tepatnya dalam hal

pewarisannya.

Hingga kini belum dijumpai pengkajian spesifik yang mengarah pada

hukum pewarisan transplant organ tubuh. Oleh karena itu dilakukan pengkajian

terhadap masalah pewarisan transplant organ tubuh dalam perspektif hukum Islam.

Permasalahan pewarisan transplant organ tubuh adalah permasalahan yang

penting untuk dikaji. permasalahan ini merupakan praktek penggalian hukum

dengan menggunakan disiplin ilmu syari'ah agar didapatkan ketetapan hukum yang

jelas. Selain itu pengkajian permasalahan ini penting sebagai titik tolak penelitian
selanjutnya yang lebih mendalam yang nantinya akan memperluas hukum Islam,

dan tampaknya seiring perkembangan dan perubahan zaman, akan senantiasa

muncul pendapat-pendapat baru dalam hal yang berkaitan dengan ini.


B. Rumusan Masalah

Rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

Apakah transplant organ tubuh dapat dimasukkan sebagai tirkah menurut

hukum Islam?

Dari rumusan masalah tersebut menimbulkan pertanyaan-pertanyaan:

1. Manhaj apa yang dapat digunakan dalam mengistinbathkan hal di atas?

2. Bagaimana proses istinbathnya?

3. Bagaimana kesimpulan hukumnya atau hasil istinbath tersebut?






C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan untuk

menghasilkan     pembahasan     tentang     manhaj     yang     digunakan     untuk

mengistinbathkan hukumnya, proses istinbathnya dan hasil istinbathnya

D.Manfaat Penelitian
       
        Manfaat penelitian skripsi adalah:

1.Untuk mengetahui hukum transplant organ tubuh menurut hukum islam
2. Sebagai tambahan wawasan bagi penulis.